pasang iklan
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Monday 28 November 2011

Imam Al Bukhari Sang Penulis legendaris

Nasab dan kelahiran beliau
Beliau adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah al Ja’fi Al Bukhri (selanjutnya di sebut Al Bukhari). Lahir pada bulan syawwal tahun 194 H.
Guru-guru Beliau
Beliau banyak melakukan perjalanan dalam mencari ilmu hadits keseluruh penjuru dunia. Beliau belajar hadits di Khurasan, Al Jibal, Iraq, Hijaz, Syam, Mesir dan lainnya. Sehingga beliau memiliki banyak guru di antaranya: Makki bin Ibrahim, Abdan bin Utsman Al Muuruzi, Abu Ashim Asy- Syaibani, Muhammad bin Abullah Al Anshari, Muhammad bin Yusuf, Abul Walid At Thaiyalisi, Abullah bin Masalamah Al Qa’nabi, Abu Bakar Al Humaidi, Abdullah bin Yusuf, Abul Yaman, Ismail binAbu Uwais, Muhammad bin Katsir, Khalid bin Mukhallid, Ali bin Al Madini, Ahmad bin Hambal, Yahya bin Main dan masih banyak lagi yang tidak mungkin di sebutkan satu persatu. Beliau sering pergi ke Baghdad dan mengajar hadits di sana.
Perjalanannya mencari ilmu dan menulis kitab
Al Bukhari adalah seorang penuntut ilmu, pengajar, pencari hadits, berpengetahuan mendalam, kuat hapalannya dan memiliki pemahaman yang kuat. Awal ia mencari hadits di mulai dari kitab yang di bacanya sehingga ia terilhami untuk menghapal hadits. Saat itu, ia berumur 10 tahun. Saat berusia 11 tahun dia pernah menegur seorang alim yang salah dalam membacakan periwayatan hadits, dan saat ia berusia 16 tahun dia telah hapal kitab-kitab Ibnul Mubarak.
Tatkala ibu dan saudaranya pergi haji ke makkah, dia ikut. Tetapi tidak pulang bersama dengan mereka, karena memutuskan untuk tetap tinggal di sana mencari hadits. Di usia yang ke 18, dia menulis sebuah kitab berharga berjudul Qadhaya ash Shahabah wa at Tabi’in wa Aqwalihim (Kedudukan para sahabat dan tabi’in serta ucapan-ucapan mereka) hanya dalam waktu beberapa hari. Ia juga menulis kitab at Tarikh (sejarah) yang di lakukannya di samping kuburan Nabi salallahu’alaihi wasallam pada malam purnama.
Dalam usianya yang masih kanak-kanak, Al Bukhari kecil telah menghapal 70.000 hadits, sebgaimana yang di katakana oleh Muhammad bin Salam Al Baikandi kepada Salim bin Mujhid. Tatkala di tanyakan kepadanya apakah benar telah hapal 70.000 hadits, Al Bukhari menjawab: “Ya dan lebih banyak dari itu. Tidaklah saya menyampaikan kepada anda sebuah hadits dari sahabat atau tabi’in melainkan saya tahu banyak mengenai kelahiran, wafat, dan tempat tinggal mereka. Dan tidaklah saya meriwayatkan hadits dari sahabat atau tabi’in melainkan saya mempunyai asal yang saya hapal dari kitabullah dan sunnah Rasulullah salallahu’alaihi wasallam”.
Al Bukhari kecil belajar kepada ulama bersama teman-temannya yang telah dewasa. Ketika teman-temannya mencatat apa yang mereka dengar dari para ulama hadits, Al Bukhari kecil tidak turut mencatatnya, akan tetapi langsung menghapalnya.  Tatkala ia berusia 10 tahun, dan bertemu dengan teman-teman lamanya, Al Bukhari kecil berkata: “Perlihatkan catatan kalian kepadaku”. Maka teman-temannya memperlihatkannya, lalu Al Bukhari kecil menambahkan 15.000 hadits kepada mereka dari hapalannya, sehingga teman-temannya memperbaiki catatan-catatan mereka.
Terbetik dalam pikiran Al Bukhari untuk mengumpulkan sunnah-sunnah Nabi salallahu’alaihi wasallam tatkala beberapa sahabatnya memintanya untuk mengumpulkan hadits di dalam sebuah kitab, yakni kitab Al Jami’ yang kemudian di hadiahkan kepada Ali bin Abu Hamid Al Ashbahani.
Al Bukhari telah menulis kitab (Ash Shahih) dengan memilah-milah dari 600.000 hadits. “Tidaklah saya memasukannya kedalam kitabku Al Jami’ melainkan hadits-hadits yang shahih saja, dan saya meninggalkan (tidak menulis) beberapa hadits shahih khawatir terlalu panjang/tebal”, ujarnya. Bukhari juga mengatakan, “Saya menulis kitab Al Jami sekitar 10 tahun. Saya memilih hadits-hadits tersebut dari 600.000 hadits dan saya menjadikannya hujjah antara aku dan Allah subahanahu wata’ala”. Abdul Qudus mendengar dari beberapa gurunya, bahwa mereka berkata tentang imam Al Bukhari: “Al Bukhari menulis terjemahan kitab Al Jami’nya di antara kubur dan mimbar Nabi salallahu’alaihi wasallam (di masjid Nabawi) dan setiap akan menulis satu penjelasan hadits beliau salat dua rakaat”. Muhammad bin Yusuf mengomentari: “Bahkan dia mandi sebelum shalat”. Telah mendengar kitab Ash Shahih karya Muhammad bin Ismail Al Bukhari 90.000 orang.
Ibadah dan Mu’amalahnya
 Bakar Abu Said berkata: “Ada seseorang yang membawa barang dagangan kepada Muhmmad bin Ismail (Al Bukhari), dan setelah Isya berkumpullah beberapa pedagang untuk mengambil barang dagangan tersebut dengan member untung 5000 dirham, beliau menyetujuinya dan berkata kepada mereka: “Pulanglah kalian malam ini”. Pagi harinya datang para pedagang lain yang ingin mengambil barang dagangan tersebut dengan memberi untung 10.000 dirham. Beliau menolaknya dan berkata: “Saya sudah meniatkan untuk memberikan barang dagangan ini kepada para pedagang yang telah datang tadi malam dan saya tidak senang membatalkan niat saya”.
Bakar Abu Said juga berkata: “Pada suatu hari Muhammad bin Ismail merasa teganggu ketika sedang shalat. Selesai shalat ia berkata kepada para sahabatnya: “Lihatlah ini, apa yang mengangguku ketika aku sedang shalat!” maka mereka melihatnya, ternyata lalat penyengat telah menyengatnya sebanyak 17 tempat, aka tetapi ia tidak memutuskan shalatnya. Tatkala para sahabatnya bertanya, mengapa tidak memutuskan shalatnya sejak awal, dia menjawab: “karena saya sedang shalat, saya lebih suka untuk menyempurnakannya.”
Nasj bin Said berkata: “ketika awal bulan ramdhan, para sahabat Al Bukhari berkumpul bersamanya. Beliau shalat bersama mereka dengan membaca 20 ayat setiap rakaat. Setiap waktu sahur beliau membaca Al Qur’an lebih dari sepertiganya dan mengkhatamkannya selam 3 hari juga pada waktu sahur. Jika pada waktu tersebut beliau tidak mengkhatamkannya maka beliau selesaikan pada waktu ifthar (berbuka puasa) sambil berdoa”. Muhammad bin Yusuf berkata: “Pada suatu malam saya bersama Muhammad bin Ismail Al Bukhari di dalam rumahnya. Saya menghitung dia bangun untuk menyalakan lampu lalu mudzakarah (menelaah) sesuatu sampai berulang 18 kali. Pada waktu sahur beliau melakukan shalat lail 13 rakaat dengan witir 1 rakaat”.
Pujian para ulama
Muhammad bin Abu Hatim mendengar Imam Al Bukhari berkata: “Tatkala masuk ke kota Bashrah, saya bermajelis dengan Muhammad bin Basyar. Tatkala keluar majelis, dia melihatku. Dia bertanya kepadaku: “Darimana kamu wahai pemuda?” maka saya menjawab: “Dari penduduk Bukhara”. Bagaimana engkau justru meninggalkan Abu Abdillah Al Bukhari dan tidak belajar kepadanya?”  keluhnya. Maka para sahabat Muhammad bin Basyir berkata kepadanya: “Semoga Allah merahmati engkau. Dialah Abu Abdillah (Al Bukhari) itu”. Lantas Muhammad bin Basyir memegang tanganku dan memelukku. Kemudian berkata: “Selamat atas kedatangan orang besar lagi mulia yang telah kami tunggu sejak 2 tahun lalu”.
Muhammad bin Isyak berkata: “Saya tidak melihat di bawah kolong langit ini yang alim tentang hdits daripada Muhammad bin Ismail Abu Abdillah (Al Bukhari)”. Abu Ja’far Abdullah bin Muhammad Al Ja’fi berkata: “Muhammad bin Ismail adalah seorang imam. Maka barangsiapa yang tidak menjadikannya imam, maka dia pantas di curigai”.
Kepiawaiannya dalam Ilmu Hadits
Para ulama dari berbagai negri seperti Bashrah, Syam, Hijaz dan Kuffah menaruh hormat kepada imam Al Bukhari.
Pernah imam Al Bukhari datang ke Baghdad dan kedatangannya di dengar oleh para ahlu hadits. Mereka berkumpul untuk bersepakat menguji imam Al Bukhari dengan 100 hadits. Mereka membolak-balik matan (isi hadits) dan sanadnya (Para periwayat hadits) nya, dan menyerahkan hadits yang sudah di bolak-balik tadi kepada 10 orang, sehingga setiap 10 orang mendapatkan jatah 10 hadits. Ketika hari yang sudah di tentukan untuk bermajelis tiba, berdatanganlah para ahli hadits, baik dari maghrib, Khurasan, Baghdat, dan tempat lain. Tatkala suasana majelis sudah tenang, mulailah salah seorang dari 10 orang tadi menyampaikan hadits yang telah di bolak-balik itu, dan setiap selesai membacakan satu hadits dia bertanya kepada imam Al Bukhari tentang hadits tersebut. Maka Imam Al Bukhari menjawab: “Aku tidak tahu tentang hadit tersebut”. Lalu di bacakanlah lagi hadits yang lainnya dan di tanyakan lagi kepadanya, dia menjawab lagi: “Tidak tahu”. Demikan sampai selesai 10 hadits. Para fuqaha yang hadir di majelis tersebut saling berpandangan satu sama lain dan berkata: “Jawaban Al Bukhari itu menunjukan dia orang yang lemah dan sedikit hapalannya”. Lalu mulailah orang kedua, ketiga, keempat sampai selesai 10 orang membacakan semua hadits-hadits tersebut beliau tetap menjawab: “Saya tidak tahu hadits tersebut”. Tidak lebih dari itu. Tatkala imam Al Bukhari mengetahui pembacaan hadits-hadits tersebut sudah selesai, maka beliau menghadap kepada orang yang pertama membacakan hadits tadi dan berkata: “Adapun haditsmu yang pertama yang seperti itu maka yang benar begini. Haditsmu yang kedua begitu, maka yang benar begini. Haditsmu yang ketiga begitu maka yang benar begini”. Dan seterusnya sampai 10 hadits. Beliau mengembalikan matan dan sanad hadits yang telah di bolak-balik sebagaimana semula. Demikianlah yang di perbuat imam Al Bukhari kepada 10 orang tersebut. Hingga akhirnya manusia menetapkan kuatnya hapalan imam Al Bukhari dan keutamaannya.
Majelis imam Al Bukhari
Abu Ali Shalih bin Muhammad Al Baghdadi berkata bahwa ketika Muhammad bin Ismail menyampaikan hadits-haditsnya beberpa kali di Baghdad, yang hadir pada setiap pertemuan lebih dari 20.000 orang. Perkataan serupa juga di sampaikan oleh Muhammad bin Yusuf.
Al Bukhari berkunjung ke Bashrah, dan berada dalam masjid Jami’. Tatkala ada orang yang mengetahuinya, maka dia umumkan kedatangannya kepada penduduk Bashrah. Mereka meminta kepadanya untuk membuat suatu majelis ilmu. Maka berkumpulah para penuntut ilmu termasuk orang-orang tua, para ahli fiqih, ahli hadits, para hufazh hingga berjumlah ribuan orang, sehingga keluarlah ungkapan, “Telah hadir pada  hari ini sayyidul fuqaha’ (penghulu ahli fiqih)”.
Hikmah
Abu Said Bakar bin Munir berkata bahwa Al Amir (penguasa) Khalid bin Ahmad Adz Dzuhli mengirim utusan ke Bukhara kepada Muhammad bin Ismail, agar mengajar kitab al Jami’, At Tarikh dan selainnya (secara privat). Maka Muhammad bin Ismail berkata kepada utusan tersebut: “Sesungguhnya kami tidak merendahkan ilmu, dan tidak mengajarkan ke rumah-rumah. Jika engkau membutuhkan ilmu tersebut, maka datanglah ke masjid saya atau rumah saya. Jika tidak, maka engkau adalah penguasa, mampu melarang saya untuk bermajelis, sehingga sayapu udzur di hadapan Allah subhanahu wata’ala pada hari kiamat. Karena saya tidak akan menyembunyikan ilmu, sebab Nabi salallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lantas dia menyembunyikannya maka ia akan di kekang dengan tali kekang dari neraka”.
Imam Al Bukhari berkata tentang Al Qur’an, “Gerakan, suara, usaha dan tulisan mereka adalah makhluk, adapun Al Qur’an  yang di baca tetap dalam mushaf yang tertulis dan terjaga (di hapal) dalam hati, maka itu adalah kalam Allah dan bukan makhluk, Allah berfirman:
“Sebenarnya, Al Qur’an adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang berilmu.” (QS. Al Ankabut: 49)
Ibrahim bin Muhammad setelah menyelenggarakan jenazah Muhammad bin Ismail berkata bahwa shahibul Qishar kemarin aku bertanya kepada Muhammad bin Ismail: “Wahai Abu Abdillah apa yang engkau katakana tentang Al Qur’an?”. Lalu beliau menjawab: “Al Qur’an adalah kalamullah bukan makhluk”. Kemudian aku (Ibrahim bin Muhammad) katakana kepadanya: “Manusia menyangka engkau mengatakan apa-apa yang terdapat dalam mushaf itu bukan Al Qur’an! Dan ayat-ayat yang berada di dalam dada-dada manusia juga bukan Al Qur’an”. Maka ia menjawab: “Astaghfirullah, engkau bersaksi terhadap sesuatu yang tidak kau dengar dariku. Maka aku katakana sebagaimana Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Demi Thur dan demi kitab yang tertulis”. (QS. At Thur: 1-2)
Abu Hasan Muhim bin Salim mendengar Muhammad bin Ismail berkata: “Pujian dan celaan di sisiku itu satu atau sama”.
Wafat beliau
Abdul Wahin bin Adam berkata: “Saya melihat Nabu salallahu’alaihi wasallam di dalam mimpi bersama para sahabatnya. Beliau berhenti/berdiri pada suatu tempat. Aku mengucapkan salam kepadanya dan beliaupun menjawab salamku. Aku bertanya: “Mengapa berhenti di sini wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Aku menunggu Muhammad bin Ismail Al Bukhari”. Setelah beberapa hari datanglah kabar tentang kematian imam Al Bukhari. Tatkala saya perhatikan waktu kematian beliau, ternyata tepat pada saat aku bermimpi bertemu dengan Rasulullah salallahu’alaihi wasallam tersebut.
Abul Hasan bin Salim berkata: “Abu Abidillah Muhammad bin Ismail meninggal pada malam sabtu malam Idul Fitri tahun 256 H”.
Yahya bin Ja’far berkata: “Seandainya saya mampu untuk menambah usia Muhammad bin Ismail (imam Al Bukhari) maka akan aku lakukan, karena kematianku adalah kematian seorang biasa, sedang kematian Muhammad bin Ismail adalah hilangnya ilmu.”

Friday 25 November 2011

Misteri Piring Terbang (UFO)


Sejak lama, persoalan UFO (Unidentified Flying Objeck) atau sering di sebut dengan “piring terbang” masih menjadi misteri. Baik di kalangan ilmuan, ataupun di kalangan ulama Islam. Sementara, topik tentangnya selalu di perbaharui oleh kabar tentang munculnya UFO, tentang kesaksian seseorang yang mengklaim melihat piring terbang, serta Crop circle yang sebagian kalangan meyakini sebaggai hasil karya UFO.
Kepastian tentang wujudnyapun masih simpang siur. Sebagian masih menyangsikan, dan menggap itu hanyalah  rekayasa yang di buat-buat, atau hanya kabar burung yang tatkala di cek kebenaran dan keberadaannya sudah lenyap. Dan memang tidak mudah di buktikan, karena mereka (jika ada) tidak bisa di undang untuk di temui sesuka manusia.
Adanya makhluk yang bisa bergerak cepat, bisa menghilang atau terbang keangkasa, tidak di tentang kemungkinannya oleh syariat. Lalu, jika memang UFO itu ada, makhluk dari jenis apakah itu? Wacana yang sudah berkembang, ada yang mengatakan UFO adalah makhluk luar angkasa, ada yang mengatakan mereka adalah arwah yang telah mati, satelit untuk memata-matai dan ada juga yang mengatakan bahwa mereka adalah makhluk dari kedalaman segita Bermuda.
Dalil-dalil syar’i dan kauni menyebutkan, bahwa jenis makhluk yang kita kenal adalah malaikat, jin dan manusia, hewan tumbuhan dan selebihnya adalah benda mati. Dari beberapa kemungkinan tersebut, Abdul Kariem Ubaidat dalam bukunya ‘Alamul Jin’ berpendapat bahwa yang paling dekat dengan jawaban adalah mereka dari golongan jin.
Kemampuan mereka untuk menembus langit adalah kemampuan yang dimiliki oleh jin, sebagaimana diindikasikan dalam Al Qur’an:
“Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.” (QS. Ar Rahman: 33)
Penyebutan jin di dahulukan, bisa jadi karena jin lebih dahulu mampu menembus langit daripada manusia. Sebagaimana pengakuan jin dalam firman Allah:
“Dan Sesungguhnya Kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya).” (QS. Al Jin: 9)
Dari keterangan dan kabar yang berkembang, mereka di gambarkan memilki kemampuan teknologi yang canggih. Berarti mereka adalah makhluk yang berakal, dan karenanya mereka terkena taklif (beban syariat). Sedangkan yang diberi taklif adalah manusia dan jin (Ats Tsaqalain) maka kemungkinan yang paling dekat, mereka adalah jin. Meskipun, masih ada satu spekulasi lagi, kemungkinan mereka juga disebut sebagai manusia di planet lain. Namun hal ini lebih jauh kemungkinannya bila di  kaji dari dalil-dali. [ar risalah hal. 36 Vol. 12 Jumadal Ukhro-Rajab 1432 H/ Juni 2011]

Tuesday 22 November 2011

Hukum Perayaan Hari Ibu


Soal: Kami setiap tahun memperingati perayaan hari ibu, tanggal 21 maret yang dirayakan oleh semua orang. Apakah ini halal atau haram?
         Jawab: Sesungguhnya semua perayaan yang menyelisihi syariat adalah perayaan bid’ah, tidak dikenal di masa as salaf ashaleh dan bisa jadi yang memunculkannya bukanlah orang-orang Islam. Maka jadilah ia bid’ah karena tasyabbuh (ikut-ikutan) dengan musuh Allah azza wajalla. Adapun perayaan Islam yang dikenal oleh seluruh ummat Islam adalah Idul Fitri dan Idul Adha serta hari raya Pekanan (hari jum’at). Tidak ada hari raya dalam Islam selain ketiga hari raya tersebut di atas. Semua perayaan baru selainnya kembali kepada pembuatnya dan batil menurut syariat Allah azza wajalla, sebagaimana sabda Nabi salallahu’alaihi wasallam:
“Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu yang baru dalam agama ini yang bukan darinya, maka ia tertolak”
Maksudnya tertolak adalah tidak di terima di sisi Allah azza wajalla, dan dalam lafal yang lain:
“Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka ia tertolak”
Jika telah jelas demikian, maka tidak boleh merayakan perayaan  yang di sebut penanya dengan Hari Ibu. Tidak boleh menampakkan sesuatu yang biasa tampak dari hari raya, seperti kegembiraan, saling memberi hadiah dan sebagainya.
Yang wajib atas seorang muslim adalah merasa mulia dan bangga dengan agamanya, atau mencukupkan dengan apa yang telah di gariskan oleh Allah dan RasulNya di dalam agama yang lurus dan telah diridhaiNya ini. Tidak menambahnya, tidak pula menguranginya. Dan yang seharusnya bagi kaum muslimin adalah jangan selalu membebek kepada segala sesuatu. Hendaknya ia membekali dirinya dengan ketentuan syariat Allah azza wajalla, sehingga menjadi yang diikuti bukan pengikut, menjadi teladan bukan pengekor, karena syariat Allah azza wajalla -alhamdulillah- telah sempurna dalam segala sisi, sebagaiman firman Allah azza wajalla:
…”Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu…” (QS. Al Maidah: 3)
Sebenarnya seorang ibu berhak untuk di hormati dan di muliakan lebih dari sekedar perayaan saja, yaitu sehari dalam setahun. Seorang ibu memiliki hak atas diri anak-anaknya. Anak-anaknya merawatnya dan memperhatikan, serta patuh dan taat dengan perintah-perintahnya di setiap waktu dan tempat selama tidak menyuruh melakukan maksiat kepada Allah azza wajalla. [Majalah Fatawa Hal. 13 Vol. 06 Thn. II]

Saturday 19 November 2011

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Guided Discovery Learning




Guided Discovery Learning yaitu suatu model pengajaran yang digunakan untuk mendorong keaktifan siswa dan menekankan proses mengarahkan diri sendiri (Achsin ,1985:13).
Guided Discovery Learning adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahui tanpa pemberitahuan langsung, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri (Ruseffendi,2006:329)
Dalam Guided Discovery Learning, siswa dapat membuat suatu konsep, merumuskan sebuah hipotesis, atau menemukan sebuah kebenaran matematika dengan menggunakan penalaran induktif, observasi dan perhitungan.

Selain itu Guided Discovery Learning juga merupakan pendekatan pengajaran dimana guru membiarkan siswa untuk menemukan informasi dengan caranya sendiri. Dalam praktek pelaksanaannya, guru memulai dari penemuan yang terpimpin sampai yang tidak dipimpin. Hal tersebut menyebabkan siswa mencapai tujuan pembelajaran dengan cara mulai dari kegiatan-kegiatan terstruktur sampai pada tidak terstruktur. Guided Discovery learning juga meliputi pengajaran keterampilan bertanya dan memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Untuk lebih jelas silahkan dwonload Skripsi Lengkap: "Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Guided Discovery Learning".



Klik link di bawah 
           http://adf.ly/rw0aV

Wednesday 16 November 2011

Kumpulan Nasehat dari Hadits (4)


Ini adalah kumpulan sms dakwah yang masuk kenomor kami, berupa hadits-hadit Nabi salallahu’alaihi wasallam. Masukan dari anda kami harapkan, jika ada kesalahan penulisan mohon koreksinya. Semoga bermanfaat.

Ø  “Tidak ada yang dapt mencegah takdir kecuali doa, tidak ada yang dapat menambah umur kecuali kebaikan, dan seseorang benar-benar dihalangi dari rezkinya disebabkan oleh dosanya.” (HR. ibnu majah)

Ø  “Ditusuk kepala salah seorang diantara kalian dengan jarum besi, itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. At Thabrani, shaih)

Ø  “Aku member I jaminan rumah di Syurga bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan walaupun dia dalam posisi yang benar…” (HR. Abu Dawud)

Ø  Rasulullah bersabda: “Tidaklah seseorang menahan amarahnya karena Allah, kecuali Dia akan memenuhi hatinya dengan iman.” (HR. Ahmad)

Ø  “Janganlah seseorang diantara kalian memegang kemaluan dengan tangan kanannya ketika sedang kencing dan jangan pula cebok dengan tangan kanannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ø  “Orang yang mati syahid tidaklah mendapati sakitnya kematian kecuali seperti orang yang merasakan cubitan atau sengatan.” (HR Tirmidzi No. 1668)

Ø  “Perempuan mana saja yang meminta cerai kepada suaminya bukan karena alasan yang benar, maka haram baginya bau Syurga.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Ad Darimi)

Ø  Rasulullah salallahu’alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya diantara sebaik-baik manusia adalah yang paling baik pengemabalian utangnya.” (hR. Bukhari)

Ø  “Barangsiapa yang memiliki lahan hendaklah ia menanaminya atau diberikan kepada saudaranya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ø  “Allah menyayangi orang yang mengerjakan shalat (sunnah) empat rakaat sebelum ashar.” (HR. Abu Dawud, At Tirmidzi: hasan)

Ø  Rasulullah membaca surat pada dua rakaat shalat sunnat sebelum subuh: Al Kaafirun dan Al Ikhlas dan beliau memelankan bacaannya”. (HR. Muslim)


Ø  “Ada tiga yang terkabul, tidak diragukan lagi: doa orang yang dianiyaya, doa orang yang bepergian, dan doa orang tua untuk anaknya.” (HR.Ahamad)

Ø  Rasulullah salallahu’alaihi wasallam bersabda: “Cukuplah seseorang itu dianggap berbuat jahat, jika ia menghina saudaranya yang muslim.” (HR. Muslim)

Ø  “Cukuplah sebagai dosa bagi suami yang menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya.” (HR. Muslim)

Ø  “Dan seorang istri adalah pemimpin atas urusan dirumah suaminya dan anaknya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ø  “Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada, iringilah kesalahan itu dengan kebajikan, niscaya akan menghapusnya dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Ahmad)

Ø  “Setiap anak Adam melakukan dosa dan sebaik-baik orang berdosa adalah yang bertaubat.” (HR. Ibnu Majah dihasankan oleh Syaikh Al Albany)

Ø  Rasulullah salallahu’alaihi wasallam bersabda: “Wahai manusia bertaubatlah kepada Allah, sungguh aku bertaubat kepada Allah dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim)

Ø  “Allah tidak akan menerima shalat salah seorang diantara kalian apabila ia berhadats sehingga ia berwudhu.” (HR. Bukhari)

Ø  Rasulullah salallahu’alaihi wasallam ditanya tentang amalan apa yang paling utama, beliau menjawab, “mengerjakan shalat pada (awal) waktunya (HR. Mslim)

Ø  “Tidaklah seseorang mempunyai keutamaan atas orang lain, kecuali karena diennya atau amal shalehnya.” (HR. Al Baihaqi)

Ø  “Tiada sesembahan yang hak melainkan Allah, sesungguhnya di dalam kematian terdapat rasa sakit.” (HR. Bukhari)


Ø  “Sesungguhnya Allah ridha kepada seseorang yang apabila ia makan atau minum  ia memujiNya karena merasa telah mendaptkan rahmat.” (HR. Muslim)

Ø  Rasulullah salallahu’alaihi wasallam bersabda: “Janganlah salah seorang diantara kalian minum sambil berdiri.” (HR. Muslim)

Ø  Rasulullah salallahu’alaihi wasalllam bersabda: “Tidaklah akan masuk syurga kecuali orang beriman.” (HR. Muttafaqun’alaihi)

Ø  “Tidak ada kebaikan dalam dirinya. Ia adalah penghuni neraka. Yakni wanita yang menyakiti tetangganya dengan lidahnya.” (HR. Bukhari)

Ø  “Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali menurunkan obatnya.” (HR. Bukhari)

Ø  Dari Jabir Rasulullah salallahu’alaihi wasallam bersabda: “Setiap kebaikan adalah sedekah.” (HR. Bukhari, Muslim, At Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad)

Ø  “Sesungguhnya kedustaan yang paling dusta adalah seseorang yang (mengaku) melihat sesuatu dengan kedua matanya padahal kedua matanya tidak melihatnya.” (HR. Bukhari)

Ø  “Sesungguhnya oran-orang yang berupaya mendapatkan harta Allah dengan jalan yang tidak benar, maka nerakalah bagi mereka pada hari kiamat,” (HR. Bukhari)


Ø  “Tiga orang yang tidak masuk syurga: “Orang yang kecanduan khamr (minuman keras), orang yang memutus tali silaturahim dan orang yang membenarkan sihir.” (HR. Ahmad)

Ø  “Sesuatu yang di ucapkan dua orang yang saling mencaci, maka dosanya dilimpahkan kepada yang lebih dahulu memulainya selagi orang yang di zhalimi tidak melampaui batas.” (HR. Muslim)

Ø  Rasulullah salallahu’alaihi wasallam bersabda: “Luruskanlah saf-saf kalian, karena lurusnya saf itu bagian dari kesempurnaan shalat.” (HR. Muslim)


Ø  “Barangsiapa yang menyeru kepada kesesatan, maka baginya dosa dan dosa orang yang mengikutinya dengan tanpa mengurangi dari dosa mereka (yang mengikuti) sedikitpun juga.” (HR. Muslim)

Ø  “Sesungguhnya Allah menerima taubat hambaNya sebelum nafasnya tiba di kerongkongan (sakratul maut)”. (HR. Ahmad; dishahihkan oleh Syaikh Al Albany)

Ø  “Barangsiapa yang datang kepada peramal (dukun), kemudian dia bertanya tentang sesuatu, maka tidak di terima shalatnya selama 40 malam.” (HR. Muslim)

Ø  “Sesungguhnya mantra-mantra, isim-isim dan ilmu pellet itu syirik.” (HR. Abu Dawud, Ahmad dan di shahihkan oleh Hakim dan di setujui oleh Adz Dzahabi)

Ø  Rasulullah salallahu’alaihi wasallam bersabda: “Maukah kalian kuberitahukan tentang penduduk neraka, mereka itu adalah setiap orang yang kasar, kikir dan sombong.” (HR. Muttafaqun’alaihi)

Ø  “Tidak boleh taat kepada seorang makhluk dalam kemaksiatan kepada Allah.” (HR. Ahmad, dengan sanad yang shahih)

Ø  “Rasulullah salallhu’alaihi wasallam melaknat pemberi suap dan penerimanya.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah,  Ahmad dan di shahihkan oleh Al Albany)

 

Area Backlink

Mau bertukar link? Masukan Link Blogku ke blog kamu Kemudian masukan nama/web dan url blog kamu pada kotak yang tersedia di bawah, lalu tekan enter. Active Search Results
Klik tanda SUKA pada Cahaya Islam, untuk mengetahui postingan terbaru blog ini dari facebookmu

Kunjungan Ke

Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes