Suatu malam, seorang pencuri
menyelinap kerumah Malik bin Dinar rahimahullah. Sayangnya, ia tidak
mendapatkan apa-apa untuk dicuri. Sementara itu, Malik sedang shalat malam dan
mengetahui kehadiran pencuri tersebut. Malik mempersingkat shalatnya. Setelah
salam beliau menyambangi pencuri
tersebut dan berkata: “Wahai saudaraku,
semoga Allah membimbingmu untuk bertaubat. Kamu memasuki rumahku namun kamu
tidak mendapatkan sesuatupun u
Lalu beliau menyodorkan air
kepada pencuri tersebut dan berkata: “Berwudhulah
dan shalatlah dua rakaat, niscaya kamu keluar dengan membawa kebaikan.”
Pencuri itu berkata: “Baik, terimakasih.”
Iapun berwudhu dan shalat
dua rakaat. Setelah selesai shalat, pencuri itu meminta: “Wahai Malik, apakah anda mengizinkan aku untuk menambah shalat 2
rakaat lagi?”
“Tambahlah
sesuai dengan kemampuan yang Allah berikan kepada anda.”
Jawab Malik bin Dinar. Pencuri itupun terus melanjutkan shalatnya hingga
menjelang subuh.
Kemudian Malik berkata: “Pergilah dalam keadaan baik.”
Pencuri itu berkata: “Tuan, apakah anda mengizinkan aku untuk
tinggal bersama hari ini? Karena saya berniat untuk saum hari ini.”
Malik menjawab: “Tinggallah disini sesukamu.” Lalu ia
tinggal bersama Malik bin Dinar selama beberapa hari, ia juga shalat dimalam
hari dan saum disiang harinya. Tatkala ia hendak pergi, ia berkata: “Wahai Malik, saya ingin bertaubat dengan
sungguh-sungguh”.
Malik
menjawab: “Itu semua ditangan Allah!”
Akhirnya pencuri itu bertaubat, dan bagus taubatnya. Tatkala ia bertemu dengan
temannya yang juga seorang mantan pencuri, ia ditanya: “Bagaimana hasilnya, saya rasa kamu mendapat banyak harta.” Ia
menjawab: “Wahai temanku, aku mendatangi
rumah Malik bin Dinar untuk mencuri (harta)nya, tapi akhirnya dia yang justru
mencuri(hati)ku. Sekarang aku sudah bertaubat kepada Allah”. [Mukhtaraat wa
Lathaif, Abdul Malik Al Qaim]
0 comments:
Post a Comment
Silahkan beri komentar; terimah kasih atas kunjungannya...