pasang iklan
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Tuesday 31 March 2015

Untukmu Wahai Pemuda



Istilah pemuda atau pemudi dalam syariat islam adalah fase umur sejak bailk sampai usia 30 tahun dan menurut sebagian ulama sampai 40 tahun. Dalam beberapa nash Al Qur’an dan hadits disebutkan kata-kata pemuda/di sebagai isyarat bahwa fase ini merupakn fase yang sangat tinggi nilainya bagi sesorang. Karena fase ini adalah fase pertengahan umur seseorang, padanyalah dia memeliki potensi untuk berbuat, baik dari kekuatan , ilmu, hati dan jiwa yang dimilikinya. Usia muda adalah masa terbaik dan terindah bagi kehidupn seseorang, sehingga Allah subhanahu wata’ala mengkhususkan masa muda adalah umur penghuni syurga. Sehingga pernah ada seorang nenek yang datang kepada Nabi sallallahu’alahi wasallam bertanya tentang keadaannya, apakah ia akan masuk syurga? maka Nabi sallallahu’alahi wasallam  bersabda bahwa  tidak ada nenek yang masuk syurga, maksudnya adalah tidak ada yang masuk syurga dalam keadaan tua.
Oleh karena begitu pentingnya umur muda ini dalam islam maka tidak heran jika musuh-musuh Allah dari kalangan musryikin dan munafikin melaksanakn makar mereka kepada para pemuda islam. Sehingga kita akan dapatkan berita-berita, Koran-koran, TV dan semisalnya berisikan kegiatan-kegiatan para pemuda yang mengarah kepada kegiatan yang negatif jauh dari syariat islam. Hubungan muda-mudi yang serba bebas, tawuran, perzinahan, pencurian, perampokan dan masih banyak lagi yang setiap hari mewarnai layar kaca anda, kesemuanya atau kebanyakannya dilakukan oleh para pemuda. Oleh karena musuh-musuh islam tahu jika para pemudanya rusak maka islam akan lemah, karena mau tidak mau islam ini akan diusung oleh para pemuda, maka nereka berusaha untuk menjauhkan pemudanya dari agamanya.
Dalam Al Qur’an dan sunnah banyak disebutkan dalil-dalil khusus tentang pemuda diantaranya ketika Allah menyebutkan tentang pengikut Nabi Musa ‘alahissalam, Allah  subhanahu wata’ala berfirman:
“Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam Keadaan takut bahwa Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fir'aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. dan Sesungguhnya Dia Termasuk orang-orang yang melampaui batas. (QS. Yunus: 83)
Dalam ayat diatas menceritakan bahwa pengikut Nabi Musa ‘alahissalam adalah dari kalangan para pemuda yang beriman kepada Allah.
Kemudian diayat yang lain yang menceritakan seorang Nabi yang bergelar khalilullah yaitu Nabi Ibrahaim ‘alaihissalam. Ketika Nabi Ibarahim ‘alaihissalam berjuang seorang diri melawan kesyirikan yang dilakukan kaumnya bahkan keluarganya, lalu beliau menghancurkan patung-patung sesembahan mereka dan hanya menyisakan patung yang terbesar. Ketika kaumnya melihat keadaan Tuhan-tuhan mereka yang telah hancur berantakan, lalu mereka mencurigai Nabi Ibrahim bahwa beliaulah  yang telah melakukannya. Mereka mengatakan sebagaimana yang disebutkan dalam Al Qur’an:
“Mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim”. (QS. Al Anbiya: 60 )
Berdasarkan ayat diatas bahwa ketika Nabi Ibarahim ‘alaihissalam berjuang menegakkan tauhid adalah ketika beliau masih menjadi seorang pemuda.
Dan kisah seorang Nabi yang diabadikan namanya menjadi salah-satu nama surat dalam Al Qur’an dan digelari dengan kisah terbaik yaitu kisah Nabi Yusuf ‘alahissalam yang di goda oleh seorang wanita cantik namun kemudian beliau menolaknya, Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Dan tatkala Dia cukup dewasa[749] Kami berikan kepadanya Hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan Dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: "Marilah ke sini." Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik." Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung.
Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata Dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya[750]. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.” (QS. Yusuf: 22-24)
Lalu bagaimanakah kondisi para pemuda saat sekarang ini, yang mudah tergoda oleh wanita-wanita yang kurang iman dan para wanita yang mudah tertipu oleh rayuan para lelaki hidung belang. Bandingkanlah keadaan anda dengan Nabi Yusuf ‘alaihissalam.
Inilah Nabi Yusuf ‘alaihissalam yang rela meninggalkan syahwatnya untuk taat kepada Allah subhanahu wata’ala yang ketika itu dia adalah seorang pemuda yang sangat tampan, bahkan beliau rela untuk dipenjara karena menolak ajakan wanita tersebut. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku Termasuk orang-orang yang bodoh." (QS. Yusuf: 33)
Inilah beberapa kisah para pemuda dalam Al Qur’an adapun dalam sunnah yaitu perhatian Rasulullah untuk mentarbiyah para sahabatnya yang masih muda diantara ketika beliau menasehati Abdullah bin Abbass radhiallahu’anhu untuk memiliki perasaan selalu diawasi dan selalu tergantung kepada Allah subhanahu wata’ala. Rasulullah sallallahu’alahi wasallam bersabda: “Wahai Anak, seungguhnya aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: “Jagalah Allah niscaya Allah akan menjagamu, jagalah Allah niscaya engkau akan mendapatkanNya dihadapanmu, jika engkau berdoa maka berdoalah kepada Allah dan jika engkau meminta tolong maka minta tolonglah kepada Allah…(HR. Tirmidzi; Hasan Shahih)
Rasulullah salallahu’alaihi wasallam mengajarkan kepada pemuda untuk bersikap zuhud terhadap dunia, yaitu ketika Rasulullah Salallahu’alaihi wasallam bersabda kepada Abdullah bin Umar yang ketika Rasulullah salallahu’alaihi wasallam wafat beliau masih sangat muda belia. Abdullah bin Umar berkata: “Rasululah salallahu’alaihi wasallam memegang pundakku pada suatu hari dan bersabda: “Jadilah engkau didunia seperti orang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan.” (HR. Bukhari)
Itulah beberapa nasehat rasulullah kepada para pemuda. Oleh karena itu hendaknya kita sadar bahwa agama ini sampai ditangan kita pada hari ini adalah karena perjuangan dan pengorbanan para pemuda dizaman Nabi salallahu’alahi wasallam. Lihatlah Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Zubair bin Awwam radhiallahu’anhum ajma’in yang digelari singa Allah. Khalid bin Walid radhiallahu’anhu yang digelari pedang Allah yang terhunus. Zaid bin Tsabit radhiallahu’anhu sang penulis wahyu, Ummul mu’minin Aisya radhiallahu’anhu yang banyak meriwayatkan hadits  dari kalangan wanita dan masih banyak lagi para sahabat yang tidak mungkin disebutkan satu persatu ditempat ini.
Lalu dimanakah para pemuda islam hari ini?! Apakah yang telah kalian sumbangkan untuk agama kalian?! Apakah mol-mol dan tempat-tempat hiburan yang lebih kalian sukai daripada masjid dan pengajian-pengajian?! Apakah lagu dan musik lebih kalian sukai daripada Al Qura’an?! Jika demikian, maka ketahuilah bahwa musuh-musuh Allah telah berhasil meruntuhkan agama kalian tanpa kalian sadari, Allah tempat kita memohon pertolongan.

Friday 27 March 2015

Amalan Penghapus Dosa 1

Silahkan dwonload ceramah dengan judul "Amalan Penghapus dosa". Semoga bermanfaat bagi kehidupan dunia terlebih lagi kehidupan akhirat kita. Jangan lupa sebarkan ke pada yang lain, mudah-mudahan itu termasuk berdakwah di jalan Allah. Dalam riwayat Al-Hakim disebutkan:

 يَا عَلِيُّ، لَأَنْ يَهْدِيَ اللهُ عَلَى يَدَيْكَ رَجُلاً خَيْرٌ لَكَ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ . (رواه الحاكم في المستدرك)

“Wahai Ali, sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala memberikan hidayah seseorang dengan kedua tanganmu, maka itu lebih baik bagimu dari tempat manapun yang matahari terbit di dalamnya (lebih baik dari dunia dan isinya).” (HR. Al-Hakim dalam Al Mustadrak)
Dengarkan ceramah sekarang.

Monday 23 March 2015

Saudaraku, Tundukanlah Pandanganmu Karena Allah



Setiap hari kita di suguhkan dengan pemandangan yang dapat membinasakan iman seseorang. Wanita-wanita muslimah yang keluar rumah dengan memakai pakaian mempertontonkan auratnya adalah pemandangan yang di anggap biasa pada hari ini. Hendaknya kita tidak lupa bahwa semua anggota tubuh kita kelak di akhirat akan di mintai pertanggungjawabannya. Maka sudah seharusnya jika dalam setiap aktivitas kita senantiasa selaras dengan tuntunan Allah subhanahu’wata’ala.
Diantara sikap yang harus dimiliki seorang muslim dan muslimat adalah senantiasa berusaha menjaga pandangannya untuk tidak melihat hal-hal yang di haramkan oleh Allah subhanahu wata’ala. Tidak berlebihan dalam menghambur-hamburkan pandangan, sebab berlebihan dalam hal memandang akan menimbulkan anggapan indah apa yang di pandangnya. Selanjutnya muncullah berbagai kerusakan dalam hatinya. Diantara kerusakan yang di maksudkan adalah sebagai berikut:
Pertama: di riwayatkan bahwa Rasulullah salallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Pandangan itu adalah panah beracun Iblis. Barangsiapa yang menundukan pandangannya karena Allah subhanahu wata’ala, Dia akan berikan kepadanya kenikmatan dalam hatinya yang akan ia rasakan sampai bertemu denganNya” (HR. At Thabrani dan Al Hakim)
Dari hadits  diatas dapat kita mengambil pelajaran bahwa pandangan adalah anak panah beracun Iblis yang jika dia terlepas maka akan mengenai sasaran, hanya saja anak panah itu terkadang menancap sangat dalam dan menimbulkan “luka” yang sulit untuk di sembuhkan atau hanya sekedar menggores sasaran tersebut.
Kedua: masuknya syaitan ketika seseorang memandang. Sesungguhnya masuknya syaitan melalui jalan ini melebihi kecepatan aliran udara keruang hampa. Syaitan akan menjadi wujud yang di pandang seakan-akan indah, menjadikannya sebagai berhala tautan hati. Kemudian mengobral janji dan angan-angan. Lalu, ia nyalakan api syahwat dan ia lemparkan kayu bakar maksiat. Seseorang tidak mungkin melakukannya tanpa adanya gambaran wujud yang di pandang.
Ketiga: pandangan itu menyibukkan hati, mejadikannya lupa akan hal-hal yang bermanfaat baginya, dan menjadi penghalang antara keduanya. Akhirnya, urusannya pun jadi kacau, ia selalu lalai dan mengikuti hawa nafsunya. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Dan janganlah kamu taat kepada orang yang telah kami lalaikan hatinya dari dzikir kepada Kami dan mengikuti hawa nafsunya serta urusannya kacau balau.” (QS. Al Kahfi: 28)
Para pakar akhlak bertutur: “Antara mata dan hati ada kaitan eratnya. Bila mata telah rusak dan hancur, maka hatipun akan rusak dan hancur. Hati seperti ini ibarat tempat sampah yang berisikan segala najis, kotoran dan sisa-sisa yang menjijikkan. Ia tidak layak di huni oleh ma’rifatullah, mahabbatullah, inabah kepadaNya, ketundukan kepadaNya, dan kegembiraan berada di dekatNya. Penghuninya adalah hal-hal yang menjadi kebalikannya.”
Keempat: Membiarkan pandangan lepas juga adalah kemaksiatan kepada Allah subhanahu wata’ala, karena Allah subhanahu wata’ala berfirman:
 “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya…” (QS. An Nuur: 30-31)
Dan juga sabda Nabi salallahhu’alaihi wasallam:
“Wahai Ali, janganlah pandangan pertama kau ikuti dengan pandangan berikutnya, untukmu pandangan pertama, tetapi bukan untuk berikutnya!” (HR. Abu Dawud, At Tirmidzi dinyatakan shahih oleh Al Hakim sesuai dengan syarat Muslim dan di sepakati oleh Adz Dzahabi)
Dan dalam riwayat yang lain dari sahabat Jarir bin Abdullah radhiallahu’anhu berkata:
“Aku bertanya kepada Rasulullah salallahu’alaihi wasallam tentang pandangan yang tidak di sengaja. Beliau memerintahkanku untuk memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim)
Sesungguhnya orang yang mendapatkan kemenangan di dunia, hanyalah orang yang menjalankan pertintah Allah subhanhu wata’ala. Tidak ada keselamatan bagi seorang hamba kecuali menjalankan perintah-perintah Allah subhanahu wata’ala.
Membiarkan pandangan bebas berarti memasukkan kegelapan di dalam hati. Sebagaimana menundukkan pandangan karena Allah subhanahu wata’ala berarti memasukkan cahaya kedalamnya. Bila hati telah bersinar, berbagai amal kebaikan berdatangan dari berbagai penjuru, untuk di laksanakan. Sebagaimana bila ia gelap, berbagai bencana dan keburukan pun akan berdatangan dari berbagai tempat.
Membiarkan pandangan lepas juga menjadikan hati buta, tidak dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil, yang sunnah dari yang bid’ah. Tunduknya pandangan karena Allah subhanahu wata’ala akan membuahkan firasat yang benar yang dapat menjadi pembeda.
Salah seorang shaleh berkata: “Barangsiapa yang mengisi lahirnya dengan mengikuti sunnah, mengisi batinnya selalu bermuraqaabah, menjaga pandangannya dari hal-hal yang di haramkan, menjaga dirinya dari yang syubhat dan hanya memakan yang halal, firasatnya tidak akan keliru.”
Balasan itu setimpal dengan amal. Barangsiapa yang menundukan pandangannya dari hal-hal yang di haramkan oleh Allah subhanahu wata’ala, niscaya Allah subhanahu wata’ala akan mencemerlangkan bashirahnya. Oleh karena itu, wahai saudaraku tundukanlah pandanganmu karena Allah.

Thursday 19 March 2015

Pembaharuan Islam

Silahkan dwonload ceramah dengan judul "Pembaharuan Islam". Semoga bermanfaat bagi kehidupan dunia terlebih lagi kehidupan akhirat kita. Jangan lupa sebarkan ke pada yang lain, mudah-mudahan itu termasuk berdakwah di jalan Allah. Dalam riwayat Al-Hakim disebutkan:

 يَا عَلِيُّ، لَأَنْ يَهْدِيَ اللهُ عَلَى يَدَيْكَ رَجُلاً خَيْرٌ لَكَ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ . (رواه الحاكم في المستدرك)

“Wahai Ali, sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala memberikan hidayah seseorang dengan kedua tanganmu, maka itu lebih baik bagimu dari tempat manapun yang matahari terbit di dalamnya (lebih baik dari dunia dan isinya).” (HR. Al-Hakim dalam Al Mustadrak)
Dengarkan ceramah sekarang

Sunday 15 March 2015

Tips Mengobati Kemarahan



Marah adalah gejolak dalam jiwa yang memiliki hasrat untuk menyerang dan membalas. Selain itu marah juga dikatakan sebagai darah jantung yang mendidih dan pengaruh gejolaknya terlihat pada anggota tubuh, seperti memerah wajahnya, urat yang tegang, dan mata yang memerah.
Tidak ada yang ditimbulkan marah selain kerusakan (kecuali marah di jalan Allah). Bahkan tujuan yang mulia dapat menjadi hina di sebabkan kemarahan. Hal ini dapat kita saksikan dalam kehidupan nyata, misalnya, kita sering menyaksikan orang-orang yang berunjuk rasa kepada pemerintah yang tidak adil, yang berujung pada tindakan anarkis para pengunjuk rasa. Contoh lainnya adalah Negara Libya yang terancam di “Irakkan” oleh Amerika dan para sekutu dan sekecoaknya juga di sebabkan karena kemarahan. Meskipun tujuan awalnya adalah kebaikan yaitu menghilangkan ketidak adilan di permukaan bumi, tetapi jika di lakukan dengan kemarahan maka hasilnya adalah kerusakan yang lebih besar daripada tujuan yang ingin dicapai.
Islam telah menunjunkan untuk senantiasa berhati-hati terhadap marah dan berusaha untuk mengobatinya jika terjadi pada diri seseorang. Berikut ini adalah tips-tips untuk menghilangkan marah, untuk tidak berlama-lama, maka langsung aja kita ke T...K...P...! (Upss! Udah ngga’ ada ya? ^_^’)
Pengobatan marah dalam semua kondisi yang terpenting adalah:
1.      Menyadari bahwa marah adalah penyakit berbahaya dan penyakit yang tidak dapat di obati.
Siapapun yang marah, dikhawatirkan akan tertimpa penyakit yang mematikan. Jika kita menyadari hal tersebut tentunya kita akan berusaha untuk menjauhi hal-hal yang dapat membahayakan diri kita sendiri. Tidak diragukan lagi bahwa keyakinan seseorang kepada sesuatu yang membahyakan dirinya, akan memberinya pertahanan untuk tidak mendekati dan melakukan sesuatu tersebut. Inilah titik awal pengobatan.
2.      Menjauhi penyebab marah dan tuntutannya.
Diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Yahya bin Yusuf bercerita kepadaku Abu Bakar (Ibnu Ayyas) mengabarkan kepada kami dari Abu Hasyim dari Abu Shalih dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi salallhu’alaihi wasallam.”Berilah aku wasiat!” Nabi pun bersabda,”jangan marah” lalu orang tersebut mengulang-ulang pertanyannya. Maka Nabi bersabda “jangan marah”. (HR. Bukhari)
Para ulama menafsirkan hadits ini ”jangan marah” dengan menjauhkan diri dari penyebab-penyebab marah dan bertahan untuk tidak marah, hal ini disebab karena marah merupakan perangai yang ada dalam diri manusia tidak seorangpun terbebas darinya. Oleh karena itu, menjauhi penyebab-penyebab marah adalah sesuatu yang mungkin dilakukan bagi seseorang.
3.      Berlindung kepada Allah subhanahu wata’la dari Syaitan yang terkutuk.
Syaitanlah yang mengeluarkan Adam alaihis sallam dari Syurga dan mendorong Qabil untuk membunuh saudaranya Habil. Dialah yang mempengaruhi marah dalam diri manusia dan mengobarkan api balas dendam, agar merata panasnya di semua tempat.
Inilah tujuan dari Syaitan dan kepentingannya dalam kehidupan ini, dia tidak akan meninggalkan manusia sampai manusia itu dapat digiring dan tunduk kepada perintahnya. Karena dia adalah musuh utama bagi manusia, dia tidak ingin manusia baik, bahagia dan aman. Oleh karena itu Allah subhanhu Wat’ala berfirman:
   Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan Maka berlindunglah kepada Allah.” (QS. Al A’raf: 200)
Imam Muslim telah meriwayatkan dalam shahihnya sebagai berikut bahwa. Dua orang laki-laki diatawan oleh Nabi salallahu’alihi wasallam. Salah satunya merah matanya dan mengembung urat lehernya, Rasulullah salallahu’alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya aku mengetahui sebuah kalimat, yang jika diucapkan, niscaya akan hilang kemarahan seseorang yaitu,”Audzubillahi minasyaitanirrajiim” (HR. Muslim)
4.      Hendaklah berwudhu ketika sedang marah
Wudhu adalah resep Nabi salallahu’alihi wasallam dalam meringankan tekanan kemarahan dan mematikan kobarannya, menenangkan jiwa yang marah, menurunkan suhu tubuh yang menyala akibat emosi. Rasulullah salallahu’alaihi wasallam bersabda:
Sesungguhnya marah itu dari Syaitan dan Syaitan diciptakan dari api dan sesungguhnya api dipadamkan dengan air, maka apabila salah seorang dari kalian marah, maka berwudhulah. (HR. Abu Dawud, dalam sunannya).
Namun apabila wudhu belum meredakan marahnya maka hendaklah ia mandi
5.      Hendaklah mendekat kebumi (sujud)
Apabila orang yang  marah itu sedang duduk maka janganlah ia berdiri karena gerakan itu akan mempengaruhinya. Rasulullah salallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Ketahuilah , bahwa marah itu bara api dihati manusia, tidakkah kalian melihat merahnya kedua matanya, dan tegangnya urat nadi lehernya? Barangsiapa merasakan hal itu, maka hendaklah mendekat kebumi (sujud).” (HR. Tirmidzi)
Hal ini bertujuan dengan mendekat kebumi akan menghentikan aktifitasnya yang memungkinkan munculnya pengaruh marah selanjutnya.
6.      Merubah posisi ketika sedang marah
Abu Dzar radhiallahu’anhu menerangkan bahwa Rasulullah salallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Jika salah seorang diantara kamu marah, sedang dia dalam keadaan berdiri, duduklah maka marah akan pergi darinya, jika belum juga maka berbaringlah.” (HR. Abu Dawud, Ahmad dan Ibnu Hibban)
Hal ini merupakan pengobatan untuk menenangkan diri dan memadamkan api kemarahan. Karena manusia dalam keadaan berdiri lebih siap untuk melaksanakan kemarahannya daripada ketika sedang duduk, dan duduk lebih siap daripada ketika berbaring.
7.      Diam dan menjaga lidah untuk tidak berbicara ketika  sedang marah.
Rasulullah salallahu’alaihi wasallam bersabda: “Ajarilah dan permudahlah dan jangan mempersulit. Jika salah seorang diantara kalian marah, maka diamlah” Beliau mengatakannya sebayak tiga kali. (HR. Ahmad)
Karena menggerakkan lidah ketika marah terkadang akan membuat orang mengucapkan kata-kata buruk dan keji yang akan memancing pertikaian dan perdebatan sehingga akan memberikan pengaruh yang berbahaya bagi dirinya dan orang lain.
Imam Syafi’i rahimahullah berkata: “Ada orang bodoh mengajak bicara dengan seluruh caci maki. Maka aku jadi benci untuk menjawabnya. Dia semakin bodoh, sedang aku semakin santun. Kebaikan seperti batang korek api yang semakin membakarnya.
8.      Mengingat keutaman menahan marah
Ketika kita marah, hendaklah kita senantiasa mengingat keutamaan orang yang dapat menahan amarahnya karena Allah subhanahu wata’ala. Karena dengan ini kita akan menjadi tenang dan bahagia, kita tidak perlu mendengarkan bisikan-bisikan syaitan yang mengajak kita untuk larut dalam kemarahan yang menyebabkan kita kehilangan keutaman yang dijanjikan Allah ini. Didalam sebuah riwayat Rasulullah salallahu’alaihi wasallam bersabda;
“Tidak ada suatu kesabaran yang paling besar pahalanya di sisi Allah, daripada seorang hamba yang sabar menahan amarahnya karena ingin bertemu Allah ta’ala.” (HR. Ibnu Majah)
Dan dalam riwayat yang Rasulullah salallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Siapa yang dapat menahan amarahnya, padahal ia dapat melampiaskannya, maka pada hari kiamat nanti Allah akan memanggilnya dihadapan para (pemimpin) makhluk, dan ia diberikan pilihan untuk memilih bidadari yang ia sukai.” (HR. Ibnu Majah)
Subhanallah..! siapakah yang tidak ingin mendaptkan keutamaan ini, saya yakin anda akan mengatakan, “Semua orang ingin mendapatkannya”. Jika demikian tahanlah marah anda..!
Nah demikianlah beberapa tips untuk menghilangkan marah, semoga ini dapat bermanfaat bagi diri kita dan orang lain. Wasallam

 

Area Backlink

Mau bertukar link? Masukan Link Blogku ke blog kamu Kemudian masukan nama/web dan url blog kamu pada kotak yang tersedia di bawah, lalu tekan enter. Active Search Results
Klik tanda SUKA pada Cahaya Islam, untuk mengetahui postingan terbaru blog ini dari facebookmu

Kunjungan Ke

Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes